Senin, 09 Januari 2012

SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI

Selasa, 08 Januari 2012
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
1. Pengertian Bumi
Bumi adalah sebuah planet yang bergerak mengelilingi matahari. Planet bumi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan dan perubahan terus menerus tanpa henti. Perubahan dan perkembangan itu dikendalikan terutama oleh proses-proses endogenik dan eksogenik, serta seluruh perkegerakan benda langit. Bumi yang berbentuk bulat berputar mengitari porosnya dan berputar mengelilinggi matahari. Hal itu menyebabkan terjadinya perbedaan iklim, terjadinya arus air laut dari wilayah dengan iklim dingin (kutub) ke wilayah beriklim panas (tropis) dan perubahan arus udara. Terjadi perubahan cuaca serta perubahan suhu global dari waktu ke waktu.
2. Proses terjadinya bumi
Pembentukan bumi tidak terlepas dari proses pembentukan alam semesta, dimana bumi merupakan salah satu planet yang dihuni oleh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
a. Teori Nebula
Berkaitan dengan pembentukan bumi ini, Lapplace secara terus-menerus mengembangkan konsepsi dari Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Lapplace asal mula bumi terbentuk oleh adanya kabut berupa gas yang saling mendekati satu sama lainnya. Pada saat mendekat terjadilah suatu pusaran pada inti kabut. Pusaran semakin lama semakin cepat dan kabut disekitarnya tersedot dan ikut berputar sehingga putaran kabut semakin lama semakin cepat dan bola kabut semakin besar. Dengan kecepatan pusaran yang sangat cepat, menimbulkan gesekan antara masa kabut yang mengakibatkan timbulnya panas. Suhu semakin tinggi sesuai dengan semakin cepatnya gesekan diantara masa kabut itu. Titik kulminasi suhu tersebutmenimbulkan kabut tersebut berpijar (nebula) yang berputar secara sentrifugal.
Pada kondisi perputaran yang maksimum, sebagian nebula tidak kuat untuk bertahan sehingga terlontardan terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pecahan-pecahan nebula itu berputar sendiri-sendiri dengan kecepatan yang berbeda. Pada kondisi suhu maksimum terjadi reaksi inti (nuklir), dimana unsur ini mengalami pembentukan dari unsure sederhana menjadi unsure yang kompleks. Dengan menurunnya suhu, reaksi nuklir terhenti, maka terbentuklah susunan bumi serta planet dan tata surya lainnya yang kita lihat sekarang ini. Pada waktu itu bumi juga mengalami reaksi, sehingga bumi mengeluarkan sebagian dari bagiannya dalam keadaan panas dan lama-lama dingin, dari bagian bumi yang terlepas itu akan terbentuk lubang yang sekarang diduga sebagai Samudra Pasifik
b. Teori Pasang Surut Gas
Pada tahun 1917 sarjana Inggris, james Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries, menggunakan teori tentang terjadinya planet-planet termasuk juga bumi. Menurut hipotesis ini pada suatu saat sebuah bintang yang hamper sama besarnya yang hamper sama dengan matahari melintas di dekat matahari. Hal ini menimbulkan terjadinya pasang pada matahari. Pasang ini berbentuk cerutu yang lebih besar. Bentuk cerutu yang lebih besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami perpecahan menjadi sejumlah butir-butir yang kecil, sehingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan sebesar planet-planet yang ada sekarang. Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan satelit dan planet.
c. Teori Peledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi dari Inggris Fred Hoyle pada tahun 1956. Kemungkinan matahari memiliki kawan sebuah bintang (matahari juga bintang) dan pada mulanya berevolusi satu sama lain. Ada juga diantaranya yang memadat dan mungkin terjerat di dalam orbit keliling matahari. Banyak bintang yang meledak akan bebas di ruang angkasa. Teori ini didukung oleh ahli astronomi, karena banyak bintang ganda atau kembar telah diketahui ternyata memang ada.
d. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

3. Teori-teori tentang perkembangan muka bumi
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca. Beberapa pendapat tentang teori perkembangan muka bumi adalah sebagai berikut:
a. Teori Kontraksi
Teori ini diformulasikan oleh James Dana di AS tahun 1847 dan Elie de Baumant di eropa tahun 1952. Secara ringkas mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pendinginan sebagai akibat konduksi panas. Dengan demikian permukaan bumi menjadi tidak rata. Bumi dianggap sama seperti buah apel yang apabila bagian dalamnya mengering maka kulitnya mengerut, tidak rata (keriput).
b. Teori Pergeseran Benua
Tahun 1915 Alfred Wegener mengemukakan teorinya yang sangat terkenal di kalangan pakar geologi sampai tahun 60-an. Wegener berpendapat bahwa dahulu mula-mula hanya ada satu benua yang disebut pangea. Kemudian pada permulaan mosoikum benua tersebut mulai bergeser perlahan-lahan kea rah ekuator dan barat, sampai terpecah dan mencapai posisi seperti yang ada sekarang ini. Teorinya ini diperkuat dengan keterangan-keterangan bahwa antara benua-benua misalnya antara Amerika Selatan dengan Afrika ada bukti kesamaan spesies litologi dan palaentologi pada periode Cretaceous di kedua daerah tersebut.
Adapun penyebab gerakan tersebut dikemukakan sebagai akibat dari rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal, sehingga berakibat kecenderungan gerakan kearah ekuator. Selain itu juga adanya gerakan tarik menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerakan kearah barat seperti halnya pada gelombang pasang (bulan bergerak dari arah barat ke timur dalam pergerakannya mengorbit bumi).
c. Teori Konveksi
Teori ini mengemukakan bahwa pada aliran konveksi di dalam lapisan astenosfer yang agak kental, dimana pengaruhnya sampai ke kerak bumi yang ada diatasnya. Kemudian diperluas oleh pakar lainnya bahwa aliran konveksi ini merambat kedalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerakan aliran dari dalam menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Salah seorang pengikut teori ini, Hary Hess dari Princenton University pada tahun 1962, mengemukakan hipotesanya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di Mid Ocean Ridge. Di puncak Mid Ocean Ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar kedua sisinya lalu membeku membentuk kerak bumi baru
d. Teori Pergeseran dasar laut
Ahli geologi dasar laut AS, Robert Diesz mengemukakan hipotesa Hess. Perkembangan penelitian topografi dasar laut membawa bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggungan dasar laut kedua sisinya. Penyelidikan umur sedimen dasar laut mendukung hipotesa tersebut dimana makin jauh dari pungggungan dasar laut makin tua umurnya. Berarti ada gerakan yang arahnya dari punggungan dasar laut. Beberapa contoh punggungan dasar laut tersebut adalah: Mid Ocean Ridge, East Pasifik Ridge, Antlantic-Indian Ridge, dan Pasifik-Antlantic Ridge.
4. Mendeskripsikan karakteristik perlapisan bumi
Bagian litosfer yang yang paling atas bagaikan kulit ari pada kulit kita dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Lapisan kerak bumi itu terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Kerak bumi yang tebalnya sekitar 40 km
2. Kerak dasar samudra yang tebalnya sekitar 10 km
Litosfer terpecah-pcah menjadi sekitar 12 lempeng. Dinamakan lempeng, karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertical. Lempeng-lempeng itu masing-masing mempunyai gerak pergeseran mendatar. Akibat arah pergeseran yang tidak sama, terjadi tiga jenis batas pertemuan antara lempeng- lempeng itu, yaitu:
a. Daerah Dua Lempeng Saling Menjauh
Di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena, seperti:
1. Perenganggan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut
2. Pembentukan tanggul dasar samudra disepanjang tempat perenganggan lempeng. Terbentuknya tanggul diakibatkan proses vulkanisme yang bertumpuk sepanjang celah. Tanggul seperti itu terdapat di laut atlantik, memanjang dari kutub utara sampai mendekati kutub selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika saling menjauh dengan benua Afrika dan Eropa.
Di Samudra Pasifik terdapat tanggul di bagian tenggara Samudra yang membujur ke utara sampai ke teluk Kalifornia. Di bagian selatan Samudra Hindia, tanggul seperti itu memanjang dari barat ke timur, mendorong lempeng Samudra Hindia atau lempeng Indonesia-Australia kea rah utara. Pergeseran lempeng mendorong anak Benua India yang berasal dari dekat Antartika, bertabrakan dengan lempeng Benua Asia dan menyebabkan pembentukan Gunung Himalaya.
3. Aktivitas vulkanisme laut dalam menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan leleran lava yang encer.
4. Aktivitas gempa di dasar laut dan disekitarnya
b. Daerah Pertemuan Dua Lempeng
Di daerah pertemuan dua lempeng terdapat beberapa fenomena, seperti:
1. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi
2. Merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
3. Lempeng dasar samudra menujam ke bawah lempeng benua
4. Terbentuk palung laut di daerah tumbukan itu
5. Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
6. Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng dan
7. Timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange
c. Daerah Dua Lempeng Saling Berpapasan
Di daerah seperti ini terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat. Gejala pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudera yang tidak berkesinambungan dan terputus-putus. Akibat dari lempeng yang saling berpapasan adalah terbentuknya lipatan dan juga patahan. Pada lipatan bagian lembah yang turun, dinamakan sinklin dan puncak terangkat dinamakan antiklin. Sebuah patahan dicirikan oleh bidang pergeseran. Pergeseran di daerah patahan mungkin verikal, mendatar, mungkin juga miring tergantung pada arah tenaga penyebabnya. Tenaga patahan dapat berupa tarikan, artinya dua tenaga yang saling menjauh, atau mungkin juga berupa tekanan, artinya dua tenaga saling menekan.
5. Teori Tektonik Lempeng dan Kaitannya dengan Persebaran Gunung Api dan Gempa Bumi
1. Gerakan lempeng
Gerakan lempeng-lempeng yang membentuk bumi menyebabkan terjadinya gempa dan aktivitasnya vulkanisme. Secara umum, gerakan lempeng dibedakan atas gerakan lempeng yang saling bertabrakan, saling menjauh, dan gerakan lempeng yang saling bergesekan.
2. Gejala vulkanisme di Indonesia dan pengarunya terhadap kehidupan penduduk
Gerakan lempeng-lempeng yang membentuk bumi menyebabkan terjadinya gempa dan aktivitas vulkanisme. Teuri tektonik lempeng dapat menjelaskan proses pembentuk gunung api, gejala perlipatan, gejala sesar, dan juga peristiwa terjadinya gempa (terutama gejala tektonik dan vulkanik).
TATA SURYA
Tata Surya (bahasa Inggris: solar system) terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit-satelit alami.
Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oort dalam.
Disebabkan oleh orbit planet yang membujur, jarak dan kedudukan planet berbanding kedudukan matahari berubah mengikut kedudukan planet di orbit.
A. Sejarah Penemuan Tata Surya
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543) sebelumnya. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
Pada 1781, William Hechell (1738-1782) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki Satelit.
B. Teori Pembentukan Tata Surya
a. Teori Kabut Asal Nebula(Teori Kondensasi): “Nebula adalah kabut gas dan debu yang terutama terdiri dari helium dan hidrogen. Gas dan debu tersebut berputar kemudian memadat.”
b. Teori planetesimal: teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan pasang di bagian gas panas matahari
c. Teori Pasang Surut Jeans: “Astronomi Inggris, James Jeans (1877-1946) mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang lain dan matahari. Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin – Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk ke dalam orbit di sekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk membentuk satelit. Pada model ini tampaknya spin matahari yang lambat dikesampingkan karena dianggap matahari telah terlebih dahulu terbentuk sebelum proses pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya prominensa maka kemiringan axis solar spin dan bidang orbit matahari-bintang tidak akan bisa dijelaskan. Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya. Ia menyatakan bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar ½ massa jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang sebelumnya mengkritik teori Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa keberatan atas teori Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan bintang masif yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil.
d. Teori Bintang Kembar (lyttleton): “Dahulu matahari merupakan bintang kembar, kemudian salah satunya pecah berkeping-keping. Akan tetapi, karena pengaruh gravitasi bintang yang lain, kepingan tersebut mengitarinya.

e. Teori Awan Debu (kondensasi): bahwa calon tata surya semula merupakan awan yang sangat luas. Awan tersebut terdiri atas debu dan gas kosmos itu diperkirakan berbentuk sebuah piring. Ketidakteraturan dalam awan itu menyebabkan terjadinya perputaran. Debu dan gas yang berputar berkumpul menjadi satu. Sementar debu dan gas terus berputar, hilanglah awannya. Partikel-partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat, dan kemudian menjadi planet. Berbagai gas yang terdapat di tengah awan berkembang menjadi matahari.

ANGGOTA TATA SURYA
A. Matahari
Matahari adalah pusat dari tata surya. Ukuran garis tengah matahari adalah 100 kali lebih besar dari bumi, sehingga jika matahari itu kita anggap sebagai wadah kosong, maka matahari bisa menampung lebih dari 1 juta bumi !! Bagi kita matahari itu super buesarrrr, tetapi ternyata di jagat raya matahari termasuk bintang yang ukurannya kecil. Masih ada bintang yang besarnya seratus kali dari matahari !
Jarak matahari dan bumi adalah sekitar 150 juta kilometer. Walaupun jaraknya jauh, panas yang berasal dari matahari masih bisa kita rasakan! Apalagi kalau pada siang hari bolong, kita akan merasakan teriknya matahari. Kalau begitu seberapa panas ya matahari itu ? Suhu di permukaan matahari mencapai 6000C ! Oleh karena itu di dalam matahari tidak ada benda padat. Semuanya berupa gas.
B. Planet
Dengan melihat orbit planet dari bumi, planet dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu planet inferior dan superior. Planet inferior adalah planet-planet yang orbitnya terletak disebelah dalam orbit bumi, yaitu merkurius dan venus. Planet superior adalah planet-planet yang orbitnya terletak disebelah luar orbit bumi, yaitu, planet mars, Jupiter, saturnus, Uranus, neptunus, dan Pluto.
Dalam orbitnya mengelilingi matahari, planet-planet inferior tampak berpindah-pindah kedudukannya dilihat dari bumi. Ini disebabkan konfigurasi planet bumi dan matahari yang selalu berubah. Sudut yang dibentuk oleh posisi planet terhadap matahari dan bumi disebut sudut elongasi. Untuk planet inferior pada saat elongasi nol dan planet berada diantara bumu dan matahati, planet dikatakan dalamkedudukan konjungsi bawah. Setelah mencapai kedudukan ini, planet bergerak kebarat dan sudut yang dibentuk dinamakan sudut elongasi barat. Dengan berjalanya waktu, sudut elongasi planet bertambah besar sampai mencapai suatu harga maksimum, yaitu sudut elongasi barat maksimum. Setelah mencapai harga maksimum, sudut elongasi mengecil lagi sampai menjadi nol, dan pada kedudukan ini planet dikatakan dalam kedudukan konjungsi atas. Setelah posisi ini dicapai, planet bergerak ketimur dan memiliki sudur elongasi timur, dan kemudian juga mencapai suatu harga maksimum, yaitu sudut elongasi timur maksimum. Setelah kedudukan ini dicapai, sudut elongasi mengecil lagi dan akhirnya planet sampai pada kedudukan konjungsi bawah lagi. Waktu yang diperlukan planet untuk mencapai dua kedudukanserupa berturut-turut terhadap matahari dinamakan periode sinodis.
Untuk planet superior keadaanya sedikit berada. Karena orbit planet superior terletak diluar orbit bumi, kedudukan pada sudut elongasi nol hanya dicapai sekali saja, yaitu pada saat konjungsi. Setelah kedudukan ini dicapai sudut elongasi bertambah besar berharga 900, dan dalam kedudukan ini planet dikatakan dalam posisi kuadratur timur. Pada sudut elongasi 1800, setelah kuadratur timur dicapai, planet superior ini dikatakan dalam kedudukan oposisi. Setelah oposisi dicapai, planet bergerak terus sampai pada kedudukan kuadratur barat lagi.
Daftar planet dan jarak rata-rata planet dengan matahari dalam tata surya adalah seperti berikut:
57,9 juta kilometer ke Merkurius

108,2 juta kilometer ke Venus

149,6 juta kilometer ke Bumi

227,9 juta kilometer ke Mars

778,3 juta kilometer ke Jupiter

1.427,0 juta kilometer ke Saturnus

2.871,0 juta kilometer ke Uranus

4.497,0 juta kilometer ke Neptunus

Terdapat juga lingkaran asteroid yang kebanyakan mengelilingi matahari di antara orbit Mars dan Jupiter.
a. Merkurius
Merkurius adalah planet dalam Tata Surya yang paling dekat dengan matahari dan planet terkecil di dalam tata surya. Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Malahan ukurannya juga lebih kecil daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan. Merkurius mengorbiti matahari sekali setiap 88 hari.
Permukaan di Merkurius adalah lebih kurang sama dengan permukaan Bulan, contohnya kawah-kawah asteroid dan tebing yang puluhan kilometer tingginya. Di permukaan Merkurius, matahari kelihatan dua setengah kali ganda lebih daripada ukurannya di Bumi. Namun, disebabkan ketiadaan atmosfer, cahaya tidak dapat diserakkan. Akibatnya, langit kelihatan gelap seperti di angkasa lepas. Di permukaan Merkurius juga, Venus dan Bumi kelihatan seperti bintang yang sangat cerah.
b. Venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu 224,7 hari. Venus terdiri dari 97% karbon dioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Planet ini memancarkan sinar paling terang oleh karena itu sering disebut Bintang Fajar atau Binjang Senja. Jika langit sedang cerah pada pagi atau senja, lihatlah ke arah matahari terbit (pada pagi hari) atau tenggelam (pada sore hari), kamu akan melihat sebuah benda langit seperti bintang yang bercahaya cukup terang. Itulah planet Venus, bukan bintang. Planet, seperti juga bulan tidak menghasilkan cahaya sendiri. Cahaya planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya. Mengapa Venus dapat terlihat lebih terang dibanding planet lainnya ? Penyebabnya adalah karena Venus memiliki atmosfir berupa awan tebal berwarna putih. Atmosfir inilah yang memantulkan cahaya matahari sehingga terlihat berkilau oleh kita di bumi. Venus adalah planet yang paling dekat dengan bumi. Ukurannya pun hampir sama dengan bumi hanya lebih kecil sedikit. Diameternya kira-kira 12100 kilometer (bumi memiliki diameter 12755 kilometer). Venus berotasi sangat lambat. Satu putaran rotasi membutuhkan waktu 243 hari. Sebaliknya Venus masa orbital cukup cepat yakni 225 hari. Jadi di Venus 1 tahun Venus lebih cepat dari pada 1 hari Venus !!
c. Bumi
Bumi adalah planet ketiga. Di sinilah kita manusia hidup. Sampai sekarang kita masih bertanya-tanya apakah kehidupan seperti yang ada di bumi hanya ada di bumi. Jika kita menyadari bahwa jagat raya ini amat luas dan bumi ibarat setetes air di dalam samudra, kemungkinan itu ada. Tetapi untuk lingkup tata surya sudah dapat dipastikan hanya di bumi sajalah terdapat kehidupan yang sangat berkembang. Sebagian besar permukaan bumi berupa lautan yakni 70% dari seluruh permukaan. Sisanya adalah daratan yang tersusun dari dataran, gunung dan lembah. Bumi dilingkupi oleh atmosfer. Sebagian besar atmosfer bumi terdiri dari gas Nitrogen (4/5 bagian), sisanya (1/5 bagian) berupa gas Oksigen. Terdapat pula gas-gas lain tetapi kadarnya sangat kecil.
Walaupun bumi adalah tempat hidup kita, banyak hal tentang bumi yang belum kita ketahui. Rahasia-rahasia yang terkandung di dalam perut bumi dan dari dasar samudra masih banyak yang belum terungkap. Tahukah kalian bahwa umur bumi diperkirakan sudah mencapai 4,5 milyar (4.500.000.000) tahun !! Walaupun bagi ukuran kita, umur bumi sudah sangaaaaaat tua tetapi menurut ukuran jagat raya umur segitu masih tergolong muda, masih anak-anak !!! Bumi memiliki sebuah satelit yakni bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi, dan waktu yang dibutuhkan untuk satu putaran adalah 29,5 hari. Kita dapat melihat dengan jelas bulan pada malam hari karena bulan memancarkan cahaya. Bulan seperti juga planet tidak menghasilkan cahaya sendiri, cahaya tersebut berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bulan/planet.
d. Mars
Mars adalah planet terdekat keempat ke Matahari. Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernafasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah bulan, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 686 hari dalam mengelilingi matahari.
Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera.
e. Yupiter
Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Jarak rata-rata antara Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan periode revolusi adalah 11,86 tahun.
Di permukaan planet ini terdapat bintik merah raksasa. Atmosfer Jupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4), dan amonia (NH3). Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai dengan 21oC. Seperti planet lain, Jupiter tersusun atas unsur besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons).
f. Saturnus
Saturnus, planet keenam dalam tata surya kita, terkenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari. Karena itulah, Saturnus tampak tidak terlalu cerah dari Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus, dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berrevolusi, Saturnus juga berrotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat. Atmosfer Saturnus tersusun atas gas amoniak dan metana. Hal ini tentu tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik. Ada beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh diantaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius), dan Iapetus.
g. Uranus
Uranus adalah planet terjauh ke-7 dari Matahari setelah Saturnus, ditemukan pada 1781 oleh William Hechell (1738-1782). Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus.
Uranus memiliki jarak dengan Matahari sebesar 2875 juta km. Uranus memiliki diameter mencapai 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 17,25 jam, sedangkan periode evolusi adalah 84 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan berwarna hijau dan biru. Uranus memiliki 18 satelit alami, diantaranya Ariel, Umbriel, Miranda, Titania, dan Oberon.
h. Neptunus
Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari.
Neptunus memiliki jarak rata-rata dengan Matahari sebesar 4.450 juta km. Neptunus memiliki diameter mencapai 49.530 km dan memiliki massa 17,2 massa Bumi. Periode rotasssi planet ini adaah 16,1 jam., sedangkan periode revolusi adalah 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton, Proteus, Nereid, dan Larissa.
i. Planet katai
Planet katai atau planet kerdil (bahasa Inggris: dwarf planet) adalah sebutan bagi benda-benda langit dalam Tata Surya yang sesuai dengan ciri-ciri berikut:
• mengorbit mengelilingi matahari
• mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk ekuilibrium hidrostatik (bentuk hampir bulat)
• belum "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
• bukan merupakan satelit sebuah planet atau benda angkasa nonbintang lainnya
Kategori "planet katai" ini diciptakan pada pertemuan Persatuan Astronomi Internasional pada 24 Agustus 2006. Berdasarkan definisi ini, Pluto harus berubah statusnya dari planet menjadi planet katai karena Pluto belum mengosongkan daerah di sekitar orbitnya (Sabuk Kuiper).
Misteri Pluto
Permukaan Pluto didominasi warna cokelat. Foto ini adalah foto Pluto dengan resolusi permukaan tertinggi hingga kini.
Pluto (nama resmi: 134340) adalah sebuah planet kerdil (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum 24 Agustus 2006, Pluto berstatus sebagai sebuah planet dan merupakan planet terkecil dan terjauh (urutan kesembilan) dari matahari.
Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Center (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. [1]
Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra.
Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut misteri. Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak terkecil pada Juli 2015.
C. Anggota Tatasurya Bukan Planet
a. Meteor
Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide.
Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater.
b. Bulan
Bulan merupakan benda langit terdekat dengan bumi dan beredar mengelilingi bumi dengan arah barat-timur atau arah negatif. Bulan ini juga berputar mengelilingi porosnya dengan kecepatan tertentu. Bulan ini memeliki massa 0.0123 massa bumi, jari-jari 1.737 km dan kerapatan sebesar 3.34gr/cm³. komposisi dari bulan terdiri dari beberapa unsure yaitu,besi, silicon, dan magnesium. Sedangkan teoti pembentukan bulan melalui beberapa proses yaitu, teori fisi, teori penengkapan, teori kondensasi, dan teori tumbukan.
c. Asteroid
Asteoid merupakan benda langit yang mirip dengan bintang dan juga merupakan plaenet yang gagal bentuk, asteroid ini memiliki ukuran yang sangat besar yakni sampai dengan ukuran 1.032, 588, dan 576 km. sampai saat sekarang asteroid yang ditemukan sudah mencapai 18.000 buah dan 5000 sudah ditemukan orbitnya. Jarak antara asteroid-asteroid satu sama lain cukup jauh. Meskipun demikian tumbukan diantara mereka sering terjadi. Akibat dari tumbukan yang berlangsung inilah yang mengakibatka asteroid-asteroid akan semakin mengecil.
Jenis jenis dari asteroid ada empat jenis yaitu, tipe C merupaka asteroid yang gelap, tipe S yang terletak pada bagian dalam sabuk utama, tipe M merupakan asteroid yang terdiri dari logam dan besi, tipe U merupakan asteroid yang tidak termasuk tipe-tipe diatas.
d. Satelit alami
Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya Bulan adalah satelit alami Bumi. Sebenarnya terminologi ini berlaku juga bagi planet yang mengelilingi sebuah bintang, atau bahkan sebuah bintang yang mengelilingi pusat galaksi, tetapi jarang digunakan. Bumi sendiri sebenarnya merupakan satelit alami Matahari.
Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.
Satelit alami yang terdapat di tata surya
Nama Planet Nama Satelit Alam
Bumi Bulan
Mars Phobos, Deimos
Yupiter Metis, Adrastea, Amalthea, Thebe, Io, Europa, Ganymede, Callisto, Leda, Himalia, Lysithea, Elara, Ankane, Carme, Pashipae, Sinope
Saturnus Pan, Atlas, Prometheus, Pandora, Epimetheus, Janus, Mimas, Enceladus, Tethys, Telesto, Calypso, Dione, Helene, Rhea, Titan, Hyperion, Iepetus, Phoebe
Uranus Cordelia, Ophelia, Bianca, Cressida, Desdemona, Juliet, Portia, Rosalind, Belinda, 1986U10, Puck, Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, Oberon, Caliban, 1999U1, Sycorax, 1999U2
Neptunus Naiad, Thalassa, Despina, Galatea, Larissa, Proteus, Triton, Nereid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar